
Antara tahun 1903-2003, beberapa rancangan dek kapal induk dapat diamati perbedaannya. Bila pada mulanya dek dibuat terpisah dua bagian ( depan dan belakang dek dipisahkan oleh island), kemudian berubah menjadi landasan lurus menyatu, hingga landasan menyamping atau bersudut (angled). Bentuk evolusi ini dapat dilihat pada geometri lima kapal induk. Yakni Furrius(1918), USS Lexington (1939), Akagi (1941), Shangri-La (1957), dan USS Nimitz (1992).
Evolusi Dek Kapal Induk




Nuclear Power
Dari berbagai upaya kerasnya, akhirnya AS berhasil membangun pencitraan kapal induk modern. Dengan sejumlah kapal induk bertenaga nuklirnya, AS pun tumbuh menjadi satu-satunya Negara penguasa lautan. Bahkan meninggalkan jauh rival sejatinya yakni Russia.
Dek besar dan daya jelajah yang tanpa batas. Itulah resep yang telah ditemukan dalam evolusi kapal induk sehingga muncul istilah super carrier. Satu yang perlu digarisbawahi, perubahan bentuk dan dimensi kapal induk tidak lepas dari penciptaan pesawat jet. Ke depan, rancangan ini akan ditambah dengan spesifikasi siluman mengiringi perkembangan teknologi radar yang semakin canggih.
Selain dek yang besar, super carrier juga punya lambung yang besar. Disini tersimpan berbagai muatan yang sangat penting disamping pesawat dan persenjataan tentunya.
Evolusi pada bagian mesin juga telah menentukan kehebatan kapal induk. Dengan mesin bertenaga nuklir, misalnya, sebuah super carrier bisa diperintahkan menjalankan misi dimanapun didunia dalam waktu kurang dari 48 jam.
Mesin bertenaga nuklir juga memungkinkan kapal induk menjelajah lebih lama dengan bahan bakar yang jauh lebih irit. Denga reactor nuklir, sebuah kapal induk cukup mengisi bahan bakar hanya sekali dalam 20 tahun.
Benteng baja.

Kapal induk semakin kuat pertahananya dengan kehadiran system persenjataan pertahanan diri. System ini sangat sulit ditembus. Sebai contoh, kapal induk kelas Nimitz disebut mempunyai system pertahanan diri berupa Phalanx dan Sea Sparrow, senjata mesin dan rudal anti rudal ini berfungsi mematahkan serangan rudal anti kapal yang mengincar kapal.
Pertahanan tersebut semakin kuat dengan hadirnyakapal frigat, penjelajah dan perusak serta kapal selam yang selalu mengiringi kapal induk kemanapun perginya. Masing- masing memiliki kemampuan bertahan dan serang yang mematikan.

Gugus tempur USS Lincoln, yang terdiri dari 4 buah kapal selam kelas cassablanca, 4 unit kapal kelas penjelajah, 6 unit destroyer, 4 unit frigate, dan 2 unit kapal logistik.
Untuk Mengamankan Obyek Strategis
Mengapa Amerika Serikat lebih banyak menggelar kapal induk daripada rivalnya, Uni Sovyet ? pertanyaan ini pernah mengemuka saat perang dingin berkecamuk, dan masih terus terus bergulir setelah Uni Sovyet melebur diri jadi Russia. Jawabannya begitu dicari karena dengan sendirinya memang akan menjadi latar belakang kisah perseteruan yang paling akbar sepanjang zaman.
Bagi Sovyet, arsenal penjaga perairan paling efektif adalah armada kapal selam yang berkemampuan meluncurkan rudal balastik. Mereka memilih kapal bawah permukaan air ini karena lebih aman dari pantauan satelit mata-mata milik AS dan bisa beroperasi secara individual. Hingga 1989, Uni Sovyet diyakini memiliki sekitar 300 unit kapal selam, atau kira-kira dua kali lipat yang dimiliki AS.
kapal selam Russia kelas Lada, yang menjadi arsenal utama penjaga garis pantai
Lain halnya dengan Amerika Serikat. Paman Sam lebih cenderung menaruh perhatian pada armada kapal induknya mengingat obyek strategis yang harus dijaga terpencar di berbagai Negara yang di pisah dua lautan. Obyek yang dijaga tentunya Negara-negara sahabat yang memiliki ladang minyak yang terbesar di wilayah timur tengah, serta sekutu-sekutu yang berada di wilayah Eropa dan Pasifik barat.
Bagi Sovyet, arsenal penjaga perairan paling efektif adalah armada kapal selam yang berkemampuan meluncurkan rudal balastik. Mereka memilih kapal bawah permukaan air ini karena lebih aman dari pantauan satelit mata-mata milik AS dan bisa beroperasi secara individual. Hingga 1989, Uni Sovyet diyakini memiliki sekitar 300 unit kapal selam, atau kira-kira dua kali lipat yang dimiliki AS.
Lain halnya dengan Amerika Serikat. Paman Sam lebih cenderung menaruh perhatian pada armada kapal induknya mengingat obyek strategis yang harus dijaga terpencar di berbagai Negara yang di pisah dua lautan. Obyek yang dijaga tentunya Negara-negara sahabat yang memiliki ladang minyak yang terbesar di wilayah timur tengah, serta sekutu-sekutu yang berada di wilayah Eropa dan Pasifik barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar